-----
DEMATICA is a blog that provides interesting articles, tips and tricks, music, lifestyle, etc.
-----
Showing posts with label budidaya. Show all posts
Showing posts with label budidaya. Show all posts

Saturday, September 10, 2011

Budidaya lobster air tawar

Tips 1
Gunakan indukan berukuran fisik besar (dapat menghasilkan +/-500 s/d +/-900 per ekor 1 kali bertelur)sebagai produksi bibit dan untuk mempercepat pertumbuhan bibit ukuran 2Cm beri makanan ekstra berupa cacing sutra, dan berikan cacing tanah untuk mempercepat proses bertelur untuk yang dikawainkan, kemudian perlu anda ketahui juga pada proses pergantian kulit berarti proses pertumbuhan,(bertambah besar).Terutama pada proses pembesaran di aquarium,oleh karena itu guna merangsang pergantian kulit sesering mungkin seiring dengan seringnya anda melakukan pergantian air pada aquarium (tiap 3hari atau seMinggu 1kali) tergantung tingkat kekeruhan airnya.

Tips 2
Lakukan pengawasan sesering mungkin, untuk menghidari serangan sekelompok Lobster lain terhadap Lobster yang sedang mengalami proses ganti kulit (moulting). Oleh karena pada saat proses moulting, disamping kondisinya yang lemah,pada saat itu juga mengeluarkan cairan zat yang dapat merangsang sifat kanibal dan melakukan penyerangan terhadap lobster yang sedang tidak berdaya. Dan berikan juga pengaman pada tempat (Kolam atau Aquarium) agar Lobster tidak kabur karena sifat pengembaraanya yang tinggi, dan dapat bertahan hidup hingga 8 s/d 12 jam diluar kolam/aquarium.

Tips 3
Berikan makanan tambahan/ektra, terutama pada malam hari, sekitar Pkl.19.00~21.00 secukupnya, periksa dan berikan makan berupa pelet, bila sudah tidak terdapat sisa makanan yang diberikan pada waktu sore hari. Hal ini dilakukan guna menghinadri saling menyerang diantara sesama Lobster, oleh karena hewan ini mempuyai sifat kanibalisme yang sangat tinggi di samping itu aktivitas kelompok hewan ini meningkat pada malam hari termasuk untuk mencari mangsa. Jenis hewan ini tidak menebar bau anyir/amis seperti jenis udang atau ikan lainnya, jadi budidaya ternak dapat/layak dilakukan dilingkungan rumah/tempat tinggal.

Tips 4
Tentukan pilihan anda sebelum terjun ke dunia bisnis Lobster Air Tawar ini oleh karena cara pengelolaannya terdiri dari beberapa segmen, apakah anda sebagai : pedagang ; Ternak pembesaran ; Ternak pembibitan ;Ternak hobi/koleksi. hal ini perlu dilakukan agar langkah usaha yang anda jalankan bisa lebih terfokus. Baca juga buku sebagai referensi yang mudah didapat, dan salah satu penyedianya GRAMEDIA,yaitu Seri Agribisnis LOBSTER AIR TAWAR Pembenihan dan Pembesaran, penulis; R Hondo Wiyanto/Rudi Hartono, cetakan Jakarta 2003 dan Pembenihan Lobster Air Tawar Lokal Papua, penulis;Samuel Patasik, cetakan Jakarta 2004.

Tips 5
Apa bila pilihan Budidaya/ternak pembesaran,siapkan kolam untuk pembesaran mulailah dengan skala kecil dengan tujuan untuk mendapatkan pengetahuan tetang sifat sifat yang spesifk dari hewan ini yang salah satunya adalah sifat kanibalisme yang tinggi.Agar skala resiko penyusutan pupulasi yang diakibatkan kematian dan kekurang terampilan dapat ditekan sekecil mungkin jika kelak memasuki usaha skla besar. Dan apa bila pengetahuan tersebut sudah didapat, mulailah dengan prencanaan produksi untuk target panen setiap bulan, untuk melihat ilustrasi perencanaan.

Tips 6
Pilihan budidaya ternak pembibitan sama dengan halnya dengan langkah budidaya pembesaran hanya pembibitan lebih sensitif lagi,sebaiknya biarkan s/d usia +/-1.5 bulan baru pindahkan kekolam pembesaran. Hewan ini memang hidup lebih sesuai di iklim tropis dengan suhu udara 24 sampai dengan 30 derajat celcius demikian juga kondisi air, khusus untuk anak yang baru dipisahkan dari induknya (burayak) pergunakan alat atau cairan pengukur Ph air, kemudian apa bila Ph air tidak ideal (Ph air ideal untuk LAT = 7 s/d 9 ) dapat diatasi dengan cara memberikan additive Ph up ataupun Ph Down, guna mempetahankan Ph ideal. Semua perlengkapan untuk mengontrol keadaan Ph air bisa didapat di tempat penjualan accessories ikan hias terdekat.

Tips 7
Pilihan tempat,rencanakan lokasi penempatan aquarium maupun kolam pemeliharaan pilih yang nuansanya tidak bising karena hewan ini mudah stress oleh hal-2 yang demikian,terutama pada proses perkawinan dan kehamilan kemungkinan telur yang dikandungan akan mudah rontok, sehingga akan menghambat proses pengembang biakan yang diinginkan. Hindari lingkungan hama pemangsa, tikus, kucing, dan sejenis nya,dengan memasang pelindung tutup kawat ayam dan sejenisnya. Ketinggian permukaan air 15 s/d 20 Cm dan supply oksigen yang cukup dengan memasang aerotor/air stone(gelembug-2 udara) dan Filter pump, agar selalu terjadi sirkulasi air yang bersih.

Budidaya ikan mas

Ikan mas adalah jenis ikan yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai usaha. Seperti untuk bisnis masakan hingga budidaya. Itu juga dikarenakan ikan mas yang mempunyai cita rasa yang tinggi sehingga disukai konsumen. Ikan mas memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat sehingga baik untuk dibudidayakan. Dematica akan membahas tentang budidaya ikan mas.

Ikan mas (Cyorinus carpio, L.) merupakan spesies ikan air tawar yang termasuk dalam famili Cyprinidae, sub ordo Cyprinoidea, Ordo Ostariophysi sub kelas Teleostrei. Ikan Mas sudah lama dibudidayakandan terdomestikasi dengan baik di dunia. Diantara jenis ikan air tawar ikan mas merupakan ikan yang paling populer di masyarakat. Selain dikenal dengan nama ikan mas, ikan ini dikenal dengan nama dengan nama Ikan Karper ataupun ikan tombro. Kini telah banyak dikenal ras persilangan ikan mas antara lain Ikan Mas Merah, Si Nyonya, Taiwan, Majalaya, Kaca, Kumpai dan lain-lain.


Persyaratan Budi Daya Ikan Mas
Di alam aslinya ikan mas hidup di perairan sungai, danau maupun genangan air lainnya yang berada pada ketinggian 150-600m dpl, dengan suhu air berkisar 20 derajat sampai 25 derajat celcius. Ikan mas termasuk hewan Omnnivora atau pemakan segala sehingga di alam makanan Ikan mas berupa daun-daunan, lumut, serangga, cacing dan lain sebagainya. Pada model budidaya ikan mas lingkungan pemeliharaan dibuat menyerupai alam aslinya.
Model budidaya ikan mas bisa dipelihara dalam Kantong Jaring Apung, Kolam air deras, kolam tanah, kolam beton dan lain-lain tergantung ketersediaan lokasi. Makanan dalam budidaya ikan mas juga bermacam-macam mulai dari pemberian pakan alami sampai pemberian pelet buatan pabrik. Yang perlu diperhatikan adalah kualitas air pada media untuk budidaya ikan mas seperti PH air yang harus berada pada kisaran 7-8, kandungan oksigen terlarut yang cukup dan bebas dari kandungan zat kimia berbahaya.

Model Budi Daya Ikan Mas
Peluang usaha budidaya ikan mas dapat dipilih sesuai kondisi dan keinginan. Ada beberapa peluang usaha dalam budidaya ikan mas ini yaitu pembibitan dan pembesaran ikan mas untuk keperluan konsumsi.
  1. Usaha Pembibitan Ikan Mas
    Pembibitan ikan mas memiliki prospek yang cukup cerah, karena perputaran modal yang cukup cepat. Penyediaan bibit ikan mas dimulai dari burayak ikan mas baru saja menetas, burayak usia sekitar satu bulan, burayak usia dua bulan. Pada setiap usia ikan mas memiliki potensi ekonomi. Persiapan induk Ikan Mas
    Induk ikan mas yang akan dipijahkan dipelihara di kolam khusus secara terpisah antara jantan dan betina. Pakan yang diberikan berupa pellet dengan kandungan protein 25%. Dosis pemberian pakan ikan mas sebanyak 3% per bobot biomas per hari. Pakan tersebut diberikan 3 kali/hari. Ikan Mas betina yang diseleksi sudah dapat dipijahkan setelah berumur 1,5 – 2 tahun dengan bobot >2 kg. Sedangkan induk jantan berumur 8 bulan dengan bobot > 0,5 kg. Untuk membedakan jantan dan betina dapat dilakukan dengan jalan mengurut perut kearah ekor. Jika keluar cairan putih dari lubang kelamin, maka ikan mas tersebut jantan.
    Ciri-ciri ikan mas betina yang siap pijah atau matang gonad adalah:
    - Pergerakan ikan lamban
    - Pada malam hari sering meloncat-loncat
    - Perut membesar/buncit ke arah belakang dan jika diraba terasa lunak
    - Lubang anus agak membengkak/menonjol dan berwarna kemerahan
    Sedangkan ciri-ciri untuk ikan mas jantan gerakan lincah dan mengeluarkan cairan berwarna putih (sperma) dari lubang kelamin bila dipijit.
    Pemijahan Ikan Mas
    Dalam proses pemijahan ikan mas, ikan dirangsang dengan cara membuat lingkungan perairan menyerupai keadaan lingkungan perairan umum dimana ikan ini memijah secara alami atau dengan rangsangan hormon. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pemijahan ikan mas adalah :
    • Mencuci dan mengeringkan wadah pemijahan (bak/kolam)
    • Mengisi wadah pemijahan dengan air setinggi 75-100 cm
    • Memasang hapa untuk mempermudah panen larva di bak atau di kolam dengan ukuran 4 x 3 x 1 meter. Hapa dilengkapi dengan pemberat agar tidak mengambang.
    • Memasang kakaban di tempat pemihajan (dalam hapa). Kakaban dapat berupa ijuk yangdijepit bambu/papan dengan ukuran 1,5 x 0,4 m.
    • Memasukkan induk Ikan Mas jantan dan betina siap pijah. Jumlah induk Ikan Mas betina yang dipijahkan tergantung pada kebutuhan benih dan luas kolam yang akan digunakan dalam pendederan. Satu Induk Ikan Mas betina dipasangkan dengan 2 atau tiga ikan mas jantan atau bahkan lebih tergantung bobot indukan betina.
    • Mengangkat induk yang memijah dan memindahkannnya ke kolam pemeliharaan induk.
      Setelah telur berusia kurang lebih 4 hari maka telur ikan mas akan menetas menjadi larva , beberapa saat setelah menetas larva masih mendapatkan suplai makanan cadangan dari telur, setelah itu perlu diberi makanan tambahan berupa pelet untuk larva, kutu air atau kuning telur rebus. Setelah kurang lebih lima hari larva ikan mas siap ditebar di kolam pembenihan.
    Pendederan Ikan Mas
    Setelah larva cukup kuat saatnya untuk melakukan pendederan ikan mas, bisasanya dilakukan pada kolam lumpur atau sawah meski bisa juga dilakukan pada kolam semen. Persiapan kolam tanah adalah dengan meratakan tanah dasarnya, tebarkan 10 – 15 karung kotoran ayam, isi air setinggi kurang lebih 40 cm dan rendam selama 5 hari tanpa aliran air. Hal ini dimaksudkan agar plankton dan sumber makanan alami ikan mas tumbuh di kolam pendederan. Untuk ukuran kolam lumpur 100 m2 tebar 100.000 ekor larva pada pagi hari, berikan makanan tambahan berupa tepung pelet atau pelet yang telah direndam. Pada usia telah mencapai 3 minggu bibit ikan mas siap dipanen, untuk dijual atau dipelihara kembali pada kolam berbeda. Hal yang sama dilakukan untuk membesarkan benih ikan mas pada ukuran yang lebih besar, hanya saja kepadatan ikan perlu dikurangi.
  2. Usaha pembesaran Ikan Mas
    Usaha pembesaran ikan mas merupakan upaya memenuhi kebutuhan permintaan ikan mas konsumsi, ikan mas konsumsi bisa bervariasi mulai ukuran 300 gram sampai 1 kg. Usaha pembesaran ini bisa dilakukan di Kolam Lumpur, Keramba Jaring apung atau Kolam Air Deras. Pembesaran Ikan Mas di Keramba Jaring Apung
    Pembesaran Ikan Mas dapat dilakukan dalam keramba Jaring Apung yang biasa dipasang di perairan umum. Pemilihan lokasi penempatan jaring dalam suatu perairan akan sangat menunjang berhasilnya proses produksi. Beberapa karakteristik perairan yang tepat antara lain adalah air bergerak dengan arus terbesar, tetapi bukan arus kuat, Penempatan jaring dapat dipasang sejajar dengan arah angin, badan air cukup besar dan luas sehingga dapat menjamin stabilitas kualitas air, kedalaman air minimal dapat mencapai jarak antara dasar jaring dengan dasar perairan 1,0 meter, kualitas air mendukung pertumbuhan seperti suhu perairan 270C sampai 300C, oksigen terlarut tidak kurang dari 4,0 mg/l, dan kecerahan tidak kurang dari 80 cm.
    Usaha Pembesaran Ikan Mas Di Kolam Air Deras
    Pemeliharaan ikan mas di kolam air deras harus mempertimbangkan beberapa hal antara lain lokasi dekat dengan sumber air (sungai, irigasi, dan lain-lain) dengan topografi yang memungkinkan air kolam dapat dikeringkan dengan cara gravitasi, kualitas air yang digunakan berkualitas baik dan tidak tercemar (kandungan oksigen terlarut 6-8 ppm) dan dengan debit air minimal 100 liter permenit.
    Bentuk kolam air deras bermacam macam tergantung kondisi lahan, bisa segitiga, bulat maupun oval. Ukurannya bervariasi disesuaikan dengan kondisi lahan dan kemampuan pembiayaan. Umumnya KAD berukuran 10-100 m 2 dengan kedalaman rata-rata 1,0 – 1,5 meter. Dinding kolam tidak terkikis oleh aliran air dan aktivitas ikan. Oleh karena itu harus berkontruksi tembok atau lapis papan. Dasar kolam harus memungkinkan tidak daerah mati aliran (tempat dimana kotoran mengendap). Oleh karena itu kemiringan kolam harus sesuai (sekitar 2 – 5 %). Padat tebar ikan ukuran 75 -150 gram/ ekor sebanyak 10 – 15 kg /m3 air kolam. Dosis pakan yang diberikan sebanyak 4% bobot biomass /hari. Frekuensi pemberiannya 3 kali/hari. Satu unit Keramba Jaring Apung minimal terdiri dari kantong jaring dan kerangka jaring. Dimensi unit jaring berbentuk persegi empat dengan ukuran kantong jaring 7 x 7 x 3 M3 atau 6 x 6 x 3 M3. Satu unit Keramba Jaring Apung terdiri empat set kantong dan satu set terdiri dari dua lapis kantong Bagian badan kantong jaring yang masuk kedalam air 2,0 sampai 2,5 meter. Kerangka jaring terbuat dapat dibuat dari besi atau bambu dan pelampung berupa steerofoam atau drum. Bahan kantong jaring berasal dari benang Polietilena. Frekuensi pemberian pakan minimal dua kali per hari. Sedangkan cara pemberian pakan agar efektif disarankan menggunakan Feeding Frame yang dapat dibuat dari waring dengan mesh size 2,0 mm berbentuk persegi empat seluas 1,0 smpai 2,0 m2. Alat ini di pasang di dalam badan air kantong jaring pada kedalaman 30 sampai 50 cm dari permukaan air. Dengan penebaran bibit seberat 300 kg dalam waktu 3 bulan akan menghasilkan ikan mas konsumsi 1.5 sampai 2 ton.
    Usaha Pembesaran Ikan Mas Di Kolam Lumpur
    Jika tidak memungkinkan dibesarkan pada jaring apung atau air deras ikan mas bisa dibesarkan di kolam tanah. Kolam ukuran 1.000 m2, diolah, dan ditebarkan kotoran ayam kemudian diisi air setinggi 60 cm dan rendam selama kurang lebih 5 hari. Benih ikan mas seberat 100 kg dimasukkan ke dalam kolam, beri pakan 3 sampai persen dari berat benih ikan mas setiap hari, panen dapat dilakukan panen setelah 3 bulan. Dengan model pemeliharaan seperti ini kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi sebanyak 400 – 500 kg.

Budidaya ikan lele

Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia. Sekarang ini di Pulau Bangka khususnya di kota Sungailiat Budidaya ikan lele sudah mulai berkembang pesat dikarenakan :
 1. Ikan lele dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas
dengan padat tebar tinggi.
2. Teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat.
3. Pemasarannya relatif mudah.
4. Modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.
Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal antara lain :
1. Tumbuh lebih cepat.
2. Jumlah telur lebih banyak.
3. Lebih tahan terhadap penyakit.

Namun demikian perkembangan budidaya yang pesat tanpa didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan lele dumbo mengalami penurunan kualitas. Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat (inbreeding), seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas rendah. Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter umum pertama matang gonad, derajat penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap penyakit dan nilai FCR (Feeding Conversion Rate).
Di alam ataupun lingkungan budidaya ikan lele, ia dapat memanfaatkan plankton, cacing, insekta, udang-udang kecil dan mollusca sebagai makanannya. Untuk usaha budidaya, penggunaan pakan komersil (pellet) sangat dianjurkan karena berpengaruh besar terhadap peningkatan efisiensi dan produktivitas.
Persyaratan lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik, artinya dengan penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan suhu air budidaya masih tetap dapat dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian diatas >800 m dpi. Namun bila budidaya dikembangkan dalam skala massal harus tetap memperhatikan tata ruang dan lingkungan sosial sekitarnya artinya kawasan budidaya yang dikembangkan sejalan dengan kebijakan yang dilakukan Pemda setempat.
Budidaya lele, baik kegiatan pembenihan maupun pembesaran dapat dilakukan di kolam tanah, bak tembok atau bak plastik. Budidaya di bak tembok dan bak plastik dapat memanfaatkan lahan pekarangan ataupun lahan marjinal lainnya.
Sumber air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumu (air permukaan atau sumur dalam), ataupun air hujan yan sudah dikondisikan terlebih dulu. Parameter kualitas air yan baik untuk pemeliharaan ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut:
Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32°C. Suhu air akan mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air, pH air yang ideal berkisar antara 6-9, oksigen terlarut di dalam air harus > 1 mg/l.
Bentuk kolam yang ideal untuk pemeliharaan ikan lele adalah empat persegi panjang dengan ukuran 100-500 m2. Kedalaman kolam berkisar antara 1,0-1,5 m dengan kemiringan kolam dari pemasukan air ke pembuangan 0,5%. Pada bagian tengah dasar kolam dibuat parit (kamalir) yang memanjang dari pemasukan air ke pengeluaran air (monik). Parit dibuat selebar 30-50 cm dengan kedalaman 10-15 cm.
Sebaiknya pintu pemasukan dan pengeluaran air berukuran antara 15-20 cm. Pintu pengeluaran dapat berupa monik atau siphon. Monik terbuat dari semen atau tembok yang terdiri dari dua bagian yaitu bagian kotak dan pipa pengeluaran. Pada bagian kotak dipasang papan penyekat terdiri dari dua lapis yang diantaranya diisi dengan tanah dan satu lapis saringan. Tinggi papan disesuaikan dengan tinggi air yang dikehendaki. Sedangkan pengeluaran air yang berupa siphon lebih sederhana, yaitu hanya terdiri dari pipa paralon yang terpasang didasar kolam dibawah pematang dengan bantuan pipa berbentuk L mencuat ke atas sesuai dengan ketinggian air kolam.
Saringan dapat dipasang pada pintu pemasukan dan pengeluaran agar ikan-ikan jangan ada yang lolos keluar/masuk.

Pelaksanaan Budidaya
Sebelum benih ikan lele ditebarkan di kolam pembesaran, yang perlu diperhatikan adalah tentang kesiapan kolam meliputi:
a. Persiapan kolam tanah (tradisional)
Pengolahan dasar kolam yang terdiri dari pencangkulan atau pembajakan tanah dasar kolam dan meratakannya. Dinding kolam diperkeras dengan memukul-mukulnya dengan menggunakan balok kayu agar keras dan padat supaya tidak terjadi kebocoran. Pemopokan pematang untuk kolam tanah (menutupi bagian-bagian kolam yang bocor). Untuk tempat berlindung ikan (benih ikan lele) sekaligus mempermudah pemanenan maka dibuat parit/kamalir dan kubangan (bak untuk pemanenan).
Memberikan kapur ke dalam kolam yang bertujuan untuk memberantas hama, penyakit dan memperbaiki kualitas tanah. Dosis yang dianjurkan adalah 20-200 gram/m2, tergantung pada keasaman kolam. Untuk kolam dengan pH rendah dapat diberikan kapur lebih banyak, juga sebaliknya apabila tanah sudah cukup baik, pemberian kapur dapat dilakukan sekedar untuk memberantas hama penyakit yang kemungkinan terdapat di kolam. Pemupukan dengan kotoran ternak ayam, berkisar antara 500-700 gram/m2; urea 15 gram/m2; SP3 10 gram/m2; NH4N03 15 gram/m2.
Pada pintu pemasukan dan pengeluaran air dipasang penyaring, kemudian dilakukan pengisian air kolam. Lalu kolam dibiarkan selama ± 7 (tujuh) hari, guna memberi kesempatan tumbuhnya makanan alami.
b. Persiapan kolam tembok
Persiapan kolam tembok hampir sama dengan kolam tanah. Bedanya, pada kolam tembok tidak dilakukan pengolahan dasar kolam, perbaikan parit dan bak untuk panen, karena parit dan bak untuk panen biasanya sudah dibuat Permanen.
c. Penebaran Benih
Sebelum benih ditebarkan sebaiknya benih disuci hamakan dulu dengan merendamnya didalam larutan KM5N04 (Kalium permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/m2 selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit.
Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu) dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah pengangkut benih. Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru yaitu kolam. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar 35-50 ekor/m2 yang berukuran 5-8 cm.
d. Pemberian Pakan
Selain makanan alami, untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele perlu pemberian makanan tambahan berupa pellet. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5% perhari dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam. Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali setiap hari. Sedangkan komposisi makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet.
e. Pemanenan
Ikan lele Sangkuriang akan mencapai ukuran konsumsi setelah dibesarkan selama 130 hari, dengan bobot antara 200 - 250 gram per ekor dengan panjang 15 - 20 cm. Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam. Ikan lele akan berkumpul di kamalir dan kubangan, sehingga mudah ditangkap dengan menggunakan waring atau lambit. Cara lain penangkapan yaitu dengan menggunakan pipa ruas bambu atau pipa paralon/bambu diletakkan didasar kolam, pada waktu air kolam disurutkan, ikan lele akan masuk kedalam ruas bambu/paralon, maka dengan mudah ikan dapat ditangkap atau diangkat. Ikan lele hasil tangkapan dikumpulkan pada wadah berupa ayakan/happa yang dipasang di kolam yang airnya terus mengalir untuk di istirahatkan sebelum ikan-ikan tersebut diangkut untuk dipasarkan. Untuk pengangkutan ikan lele dapat dilakukan dengan menggunakan karamba, pikulan ikan atau jerigen plastik yang diperluas lubang permukaannya dan dengan jumlah air yang sedikit.
Kegiatan budidaya lele di tingkat pembudidaya sering dihadapkan pada permasalahan timbulnya penyakit atau kematian ikan. Pada kegiatan pembesaran, penyakit banyak ditimbulkan akibat buruknya penanganan kondisi lingkungan. Organisme predator yang biasanya menyerang antara lain ular dan belut. Sedangkan organisme pathogen yang sering menyerang adalah Ichthiophthirius sp., Trichodina sp., Monogenea sp. dan Dactylogyrus sp.
Penanggulangan hama insekta dapat dilakukan dengan pemberian insektisida yang direkomendasikan pada saat pengisian air sebelum benih ditanam. Sedangkan penanggulangan belut dapat dilakukan dengan pembersihan pematang kolam dan pemasangan plastik di sekeliling kolam.
Penanggulangan organisme pathogen dapat dilakukan dengan pengelolaan lingkungan budidaya yang baik dan pemberian pakan yang teratur dan mencukupi. Pengobatan dapat menggunakan obat-obatan yang direkomendasikan.
Pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan melakukan persiapan kolam dengan baik. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan kolam tanah, persiapan kolam meliputi pengeringan, pembalikan tanah, perapihan pematang, pengapuran, pemupukan, pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan bak tembok atau bak plastik, persiapan kolam meliputi pengeringan, disenfeksi (bila diperlukan), pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Perbaikan kondisi air kolam dapat pula dilakukan dengan penambahan bahan probiotik.

Untuk menghindari terjadinya penularan penyakit, maka hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  1. Pindahkan segera ikan yang memperlihatkan gejala sakit dan diobati secara terpisah, Ikan yang tampak telah parah sebaiknya dimusnahkan. 
  2. Jangan membuang air bekas ikan sakit ke saluran air.
  3. Kolam yang telah terjangkit harus segera dikeringkan dan dilakukan pengapuran dengan dosis 1 kg/5 m2. Kapur (CaO) ditebarkan merata didasar kolam, kolam dibiarkan sampai tanah kolam retak-retak. 
  4. Kurangi kepadatan ikan di kolam yang terserang penyakit.
  5. Alat tangkap dan wadah ikan harus dijaga agar tidak terkontaminasi penyakit. Sebelum dipakai lagi sebaiknya dicelup dulu dalam larutan Kalium Permanganat (PK) 20 ppm (1 gram dalam 50 liter air) atau larutan kaporit 0,5 ppm (0,5 gram dalam 1 m3 air).
  6. Setelah memegang ikan sakit cucilah tangan kita dengan larutan PK
  7. Bersihkan selalu dasar kolam dari lumpur dan sisa bahan organik dan selalu usahakan agar kolam selalu mendapatkan air segar atau air baru.
  8. Tingkatkan gizi makanan ikan dengan menambah vitamin untuk menambah daya tahan ikan.